[cr on the pic] [source: www.rifflebooks.com]
Saya
kepingin bisa mendaftar target buku apa yang harus saya baca dalam kurun waktu
tertentu, dan men-checklist mana yang
berhasil saya selesaikan. Secara pribadi tentunya. Yah, simple. Tapi entah kenapa saya merasa bahwa harusnya saya sudah
lakukan itu minimal setahun yang lalu.
Sebagai
penggila buku, entah sudah berapa buku yang sudah saya baca, baik yang
bentuknya buku beneran atau digital (e-book),
buku sendiri atau buku pinjeman.
Sejak pertengahan tahun lalu, saya semacam kejar target baca buku, setelah
beberapa waktu sebelumnya saya merasa males-malesan, terutama karena deadline kerjaan yang menggila dan saya
merasa kecapekan setelah pulang sehingga nggak ada waktu untuk baca. Tapi
setelah menemukan pace yang pas, pada
akhirnya saya berturut-turut bisa menyelesaikan buku-buku yang saya targetkan
waktu itu. Jadilah, sejak awal tahun ini, saya mulai mencari buku-buku yang
asyik untuk dibaca, dan mulai menghabiskan waktu luang untuk benar-benar
melahap halaman demi halaman. Terutama karena akhir-akhir ini saya menemukan
banyak sekali referensi buku-buku bagus yang daftarnya seolah nggak ada
habisnya. Kadang saya bisa baca satu buku dalam sehari, dua hari, atau yang
agak berat seperti Inferno-nya Dan Brown atau beberapa buku tebal lain, saya
habiskan dalam seminggu atau lebih. Nggak maksa juga sih, yang penting ada
waktu dan mood untuk melanjutkan (
<- biasanya kalau ini tergantung sama ceritanya juga). Tapi, saya baru
merasa butuh membuat checklist dan
target karena ada beberapa buku yang saya bahkan nggak ingat sudah pernah
dibaca atau belum. Ada juga buku-buku yang baru saya baca sebagian dan
terabaikan begitu saja, tanpa terselesaikan. Nggak bagus sebenarnya, karena
kalau saya loncat dari buku tersebut ke buku lain jadinya memusingkan. Tapi
faktanya gitu sih.. -_-
Pas
saya lagi demam-demamnya (lagi) sama HTTYD, sama mulai membaca semua buku
Cressida Cowell yang bisa saya temukan (dan ternyata sudah ada di file saya). Awalnya sih saya pikir
memang saya belum baca, karena seingat saya juga saya baru baca buku pertama. Tapi
menjelang buku-buku selanjutnya, pas saya baca, rasanya kok familiar dengan
ceritanya. Bahkan saya sudah bisa menebak endingnya seperti apa. Semacam déjà vu gitu. Dan benar.. saya aslinya
sudah baca tapi lupa. Apaan coba? -__- Semacam buang-buang waktu buat baca
ulang nggak sih?
Dan
beberapa waktu yang lalu, saya membeli buku 1Q84-nya Haruki Murakami yang
tebelnya na’udzubillah itu (gabung 3
buku jadi 1). Nah, buku ini adalah salah satu buku yang paling lama saya
selesaikan. Selain tulisannya yang kecil-kecil macam semut, saya juga bacanya
kalau pas sempet aja, jadinya entahlah waktu itu dua buku saya selesaikan dalam
waktu berapa lama. Pokoknya cukup lama. Dari segi ceritanya sih bagus, cuma
mungkin saya agak bosen dengan pace
yang agak lambat dan halamannya yang banyak. Meskipun terjemahan bahasa
Inggrisnya enak banget sih, jadi nyaman-nyaman aja bacanya. Tapi di buku ke
tiga, akhirnya saya stop. Niatnya sih
waktu itu rehat dulu, tapi sampai sekarang akhirnya saya belum ngelanjutin baca
lagi. Kenapa?
Satu. Saya banyak tergoda oleh buku-buku bagus lainnya yang sudah antri minta
dibaca. Bahkan saya sempat dipinjami beberapa buku oleh teman saya di Jogja dan
dari sekian buku tersebut, pada akhirnya saya cuma berhasil menyelesaikan satu
buku. Lagi-lagi, karena interest saya
terhadap buku lain lebih besar. Pada akhirnya, terbengkalailah beberapa buku
yang niatnya saya baca.
Dua. Akhir-akhir ini, saya merasa lebih suka membaca buku digital/e-book. See, saya biasanya baca buku sebelum tidur. Pokoknya sampai mata rasanya berat dan akhirnya tertidur. Masalahnya, kalau saya baca buku beneran, saya harus menghidupkan lampu kamar (yang harus dimatikan kalau tidur) dan jaraknya jauh sama tempat tidur *excuse paling lame*. Nah, kalau ketiduran, lampu bakalan terus menyala dan tidur saya jadi nggak nyenyak. Akhirnya, saya jadi lebih suka baca e-book. Karena di HP kan sudah ada cahaya. Jadi gelap pun tidak masalah. Bahkan terkadang saking ekstrimnya, meskipun saya sudah punya buku fisiknya, saya tetap download yang ebook untuk dibaca sebelum tidur. Selain itu juga praktis, bisa dibaca dimana saja dan kapan saja.
Dua. Akhir-akhir ini, saya merasa lebih suka membaca buku digital/e-book. See, saya biasanya baca buku sebelum tidur. Pokoknya sampai mata rasanya berat dan akhirnya tertidur. Masalahnya, kalau saya baca buku beneran, saya harus menghidupkan lampu kamar (yang harus dimatikan kalau tidur) dan jaraknya jauh sama tempat tidur *excuse paling lame*. Nah, kalau ketiduran, lampu bakalan terus menyala dan tidur saya jadi nggak nyenyak. Akhirnya, saya jadi lebih suka baca e-book. Karena di HP kan sudah ada cahaya. Jadi gelap pun tidak masalah. Bahkan terkadang saking ekstrimnya, meskipun saya sudah punya buku fisiknya, saya tetap download yang ebook untuk dibaca sebelum tidur. Selain itu juga praktis, bisa dibaca dimana saja dan kapan saja.
Saat
ini saya sedang baca series A Song of Ice and Fire karya George R.R.
Martin. Awalnya, saya nggak begitu tertarik dengan series ini. Serial TV-nya juga saya nggak ngikutin. Tapi karena
semua orang suka dan bilang bagus, saya akhirnya penasaran. Ditambah teman chatting saya pamer beli kelima bukunya
pake harga diskon dan jadi murah meriah (padahal sini pengen beli boxed set-nya
aja harganya hampir 700 ribu sendiri. Huhu). Setelah memutuskan untuk nonton
seriesnya dan suka banget, saya akhirnya ingin coba baca. Dan, well.. ketagihan deh.. -__-
Sudah
masuk buku ke tiga, dan saya nggak sabar sampai ke bagian lanjutan dari
seriesnya. Wohoo!
Intinya,
sebagai seseorang yang ngaku maniak buku, saya merasa harus punya target baca.
Buat saya, bisa menyelesaikan buku dalam waktu yang cepat itu termasuk produktif.
Sehari bisa berapa chapter aja sudah
lumayan. Dan dengan men-checklist apa
yang mau saya baca, mana yang sudah saya selesaikan, saya juga jadi tahu berapa
banyak rata-rata jumlah buku yang saya selesaikan dalam waktu setahun. Keren
nggak sih kalau kita sadar ternyata kita sudah baca ribuan buku (misalnya)? :3
Dan impian saya selanjutnya, saya mau bikin perpustakaan pribadi. Saya ingin mewariskan buku-buku saya ke anak-anak saya nanti *tsaaah*. Saya mbayangin saat dimana anak saya nanti akan tanya, “ini buku apa?” dan saya bisa memberikan dia edisi pertama terbitannya misalnya. Kan keren ya.. Atau saya bisa memberikan mereka buku-buku yang mungkin di jaman itu sudah tidak ada atau langka. Pokoknya saya pengen anak saya nanti nggak usah pusing-pusing kalau baca buku. Tinggal ambil aja mana yang mau dia baca, dan pilih. Berbagai genre, dan untuk berbagai rentang usia (disesuaikan pastinya).
Dan impian saya selanjutnya, saya mau bikin perpustakaan pribadi. Saya ingin mewariskan buku-buku saya ke anak-anak saya nanti *tsaaah*. Saya mbayangin saat dimana anak saya nanti akan tanya, “ini buku apa?” dan saya bisa memberikan dia edisi pertama terbitannya misalnya. Kan keren ya.. Atau saya bisa memberikan mereka buku-buku yang mungkin di jaman itu sudah tidak ada atau langka. Pokoknya saya pengen anak saya nanti nggak usah pusing-pusing kalau baca buku. Tinggal ambil aja mana yang mau dia baca, dan pilih. Berbagai genre, dan untuk berbagai rentang usia (disesuaikan pastinya).
Ngomong-ngomong,
saya lagi seneng cari-cari bargain books yang harganya dibawah 50rb atau
100rb. Buku-buku itu aslinya bisa nyampe harga 200-300an. Tapi karena katanya cacat
sedikit, akhirnya jadi buku bargain. Beberapa
kali saya beli, dan saya puas banget karena saya bahkan nggak nemu cacatnya di
sebelah mana, alias masih tampak baru dan lengkap. Dan ada satu pop-up book yang khusus saya simpan buat
anak saya kelak (XDDDD) karena bagus dan jadi murah (padahal aslinya mahal
banget).. :p
Sepertinya
sindrom bookworm saya sudah mulai
akut nih. Hmm…
No comments:
Post a Comment