Sunday, September 9, 2012

Inspirations. We Just Need to Know Where to Look..


Beberapa hari ini saya merasa down. Loading kerjaan yang terlalu banyak membuat stres saya menumpuk dan akhirnya saya sampai pada satu titik dimana saya rasanya cuma bisa menangis, menangis, dan menangis. Sepanjang malam. Kecapekan setelah interview banyak orang di satu hari, kepala saya mendadak sakit luar biasa. Belum lagi capeknya dari luar kota masih tersisa. Kerjaan yang diforsir berminggu-minggu sampai terasa nggak ada liburnya juga sepertinya numplek jadi satu. Saya nggak tau sih itu murni psikosomatis atau memang dasarnya kepala saya lagi rawan sakit kalau sudah stres begitu. Yang jelas, setelah mendengar kabar bahwa besoknya ternyata saya harus mengulang kerja berat yang sama seperti hari itu (all over again), emosi saya meledak. 
Rasanya sangat sangat sangat merasa bahwa dunia ini tidak adil. Di antara beberapa orang yang bisa ditunjuk, kenapa mesti saya? Pikiran positif yang biasa merayap dalam benak saya tahu-tahu hilang. Sepanjang perjalanan pulang saya bahkan sempat mewek karena nggak bisa nahan sakit kepala dan rasa sesek yang nggak bisa terungkapkan dengan baik.

Dan akhirnya, setelah bergalau semalaman (literally galau bagaimana saya harus bersikap), satu sosok yang beberapa bulan belakangan gencar menjadi isnpirasi saya sekelebatan terngiang dalam benak saya. What if he's in my position?? What will he do??
Saya mulai berasumsi. Mengaitkan satu pemikiran ke pemikiran lain yang sebisa mungkin saya pikirkan malam itu. Di tengah kegalauan akut akhirnya saya bisa menemukan celah positif yang sebelumnya hilang. Di tengah kebimbangan bersikap, saya bisa mencoba menguatkan diri saya sendiri untuk bersikap berani dan mengambil resiko yang tadinya urung saya lakukan. 
Oke. Satu cowok dari OOR ini berhasil membuat saya berpikir bahwa dia tidak akan mungkin menyerah menghadapi situasi yang sama. Dan saya juga bisa membayangkan, semarah dan sekesal apapun dia, ketika saya bisa memahami karakternya sebagai seorang individu, dia adalah sosok yang tangguh dan tidak akan pernah berhenti berusaha, sesulit apapun itu. Tipikal orang yang ngaya
Dan itu yang menjadi motivasi saya. Berpikir juga bahwa ketika cowok itu tahu saya bisa mengalahkan rasa takut dan keengganan saya dalam melakukan sesuatu, ia akan merasa bangga. And I'm sure of it.
Saya ingat satu sesi ketika 2 personil dari band ini mengikuti sebuah siaran di sebuah radio dan memberikan motivasi kepada seorang remaja yang sedang bimbang karena masalah kesehatan. Dengan tulusnya orang ini memberikan semangatnya. Memintanya untuk bertahan dan menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Dengan suaranya yang sangat menenangkan, saya yang tidak bisa mengerti detil kalimatnya pun merasa terharu. Dan dengan alasan ini pula, saya bertekad bahwa saya harus bisa bertahan.

There. Ketika sebuah band tidak hanya menjadi penghilang kepenatan dengan semua lagu-lagu mereka. Tapi bagaimana masing-masing personil dan perjuangan yang mereka lakukan bisa menjadi inspirasi. I didn't do it for them. I did it for my self. Saya hanya merasa malu tidak bisa melakukan hal yang sama ketika mereka pun bisa melewati hal-hal yang bahkan jauh lebih parah dari yang saya alami. Dan itulah yang menjadi titik kebangkitan saya dari rasa down

So I say, thanks to this wonderful band. Orang-orang biasa ini begitu mengerti bagaimana menjadikan sesuatu yang simple menjadi luar biasa. Sesuatu yang terlihat ringan menjadi begitu bermakna. Mereka semakin membuat saya memahami bahwa hidup yang kita jalani sepenuhnya adalah kontrol dari kita. Kita yang memilih jalan, dan kita yang merasakan akibatnya. Saya memilih jalan ini, dan saya harus sadar dengan resikonya.
I just need to be stronger. That's all it's all about.. :')

"Life is just so much better from your love.."
(Notes'n'Words)


source: 

Sunday, September 2, 2012

Spell it: B.A.T.A.M!


Proyek akhir Agustus sekaligus awal September ini: BATAM!!!

Yeah~ Saya dapet tugas ke luar kota lagi.. :)
Sebenernya sih nggak cuma saya, tapi orang sekantor dan klien yang meng-hire kantor buat proyek tahunan ini.. Jadi, salah satu bank besar di Indonesia yang sudah jadi klien selama bertahun-tahun itu memang selalu mengadakan proyek tahunan yang diadakan di seluruh Indonesia untuk tes naik eselon, atau bisa dibilang semacam tes untuk naik level jadi SPV.. 
Oke. Proyeknya memang di seluruh Indonesia. Dan tahun ini, ada 14 kota tujuan di luar Jakarta. Sebenernya saya sih semacam jadi co-pilot projectnya, bantu-bantu temen saya yang jadi pilot project-nya. Nah, apesnya jadi pilot sama co-pilot project adalah, terkadang kita dapat sisa-sisa kota yang "kurang" dipilih sama temen-temen yang lain, jadi yaaaa.. harus terima. Pilihan yang diberikan ke saya adalah Jogja dan Batam. Pengen pulang sih sebenernya, tapi mengingat ini proyek jalannya habis lebaran dan saya pasti lebaran pulang, nggak seru aja gitu ke Jogja lagi. Akhirnya waktu itu saya putuskan ke Batam.. Hohoho

Persiapannya rush! Proyek ini juga sebenarnya yang mengakibatkan libur lebaran kantor yang biasanya 2 minggu-an jadi berkurang.. Tapi ya sudahlah, namanya juga harus ada persiapan. Berangkat serentak (ke semua kota) tanggal 31 kemarin, saya dengan beberapa teman naik taxi bareng ke bandara. Meskipun di jadwal pesawatnya take off jam 16.10, kami sudah nyampe bandara sekitar jam 1-an lebih dikit. Jalan yang dikira macet ternyata super lancar. Alhasil, nglangut bener di bandara. Masuk Periplus, nggak terlalu banyak pilihan buku yang bisa diambil, tapi akhirnya keluar bawa gembolan juga.. Buat temen nglangut biar nggak garing.. Apalagi kan saya naik pesawatnya sendirian. Dan menunggu berjam-jam itu memang membosankan.. Mana pesawatnya pake delay lagi.. Hadeh.. 


Buku yang saya beli di bandara buat temen nglangut menunggu sendirian.. :3

Dan akhirnya sampe Batam-nya molor.. Udah gelap. Dan saya masih harus cari-cari orang dari Bank yang jadi tandeman saya buat ngetes besoknya (dan ternyata duduknya di kelas eksekutif ini) karena saya nggak tau jalan ke hotel dan juga nggak tau yang bertugas njemput itu orangnya kayak gimana.. Masalahnya yang ngurusin check-in hotel juga bapaknya.. Mau nginep dimana coba saya kalo nggak ketemu orangnya? Akhirnya saya ditelpon si bapak, suaranya nggak jelas, dan saya langsung mencari orang yang sedang nelpon  di sekitar saya dengan gerakan mulut yang hampir sama seperti yang saya denger di telpon. Ternyata.. bapaknya cuma berjarak 3 meter di depan saya.. Hahaha. 
Oia, btw, mari kita sebut saja bapak ini "si bapak"..
Setelah ketemu, say hello, kenalan, dan basa-basi bentar, saya menyadari bahwa si bapak ini orangnya tipe yang pengen nyelesein sesuatu dengan cepat-cepat. Tipe2 orang efektif-efisien lah.. Nah, tipe gini juga ternyata nggak suka banget basa-basi. Ngomongnya cepet, ngapa2in cepet, dan saya merasa kepontal-pontal ngobrol sama bapaknya. Terlebih kalo bapaknya berasa nggak pengen ngobrol, dia diem aja. Nah, sayanya kan orangnya juga paling nggak bisa yang namanya basa-basi dan memulai pembicaraan, jadilah deh kita diem-dieman di mobil selama hampir 30 menit menuju hotel. Mayoritas saya cuma ndengerin bapaknya ngobrol sama pak supir. Nggak asik banget, sumpah.. -____-

Di hotel, sempet-sempetnya juga ada insiden salah nulis nomer kamar di kartu saya. Di kartu, mbak resepsionis nulis kamar 631, ya saya menuju kamar itu dong.. Tapi, ternyata kamarnya lagi dibersihin. Saya sempet bete dan merasa aneh juga sama yang mbersihin karena mereka jadi keburu-buru. Dan setelah dipersilahkan masuk sama mas-mas yang mbersihin, mau ngaktifin kuncinya, kok kartunya nggak bisa dipake? Jadilah si mas mencoba meng-confirm ke resepsionis. Guess what? Mbaknya salah ngasih nomer kamar. Harusnya kamar saya di lantai 12.. Ohmaigat! Saya akhirnya harus balik lagi ke lobby, dan minta nomer kamarnya, dan naik lagi ke lantai yang tepat.. Mana di lift saya malah jadi curcol sama bellboy-nya.. Ya ampuuun.. 
Dan malam itu, saya memanjakan diri dengan HBO, cemilan yang untungnya dibawa dari Jakarta (karena saya memutuskan nggak makan malam gara2 nggak ada yang ngajakin dan males keluar sendirian), dan juga hawa dingin AC yang sejuk serta pemandangan dari balkon lantai 12.. :3

Meskipun pemandangan malam hari-nya bagus banget, tapi hasil fotonya sangat nggak oke. Jadi yang saya pasang yang diambil paginya aja.. :p





Some views from 12th floor.. :)


Sebenernya saya pengen banget nyebrang ke Singapore. Mumpung di Batam gitu.. Dan kata temen saya pun, nyebrang ke Singapore cuma sekitar 150ribu.. Pada akhirnya, saya sudah siap paspor, in case diajakin gitu sama bapak dari Bank-nya.. Eh, ternyata setelah ketemu orangnya, pupus harapan saya.. T.T Secara nggak langsung, bapaknya bilang kalo dia udah berkali-kali nyebrang dan merasa kalo di sana nggak ada apa-apa.. 
Huaaaaaa~ Si Bapak tegaaaaa~ Saya kan pengen, Pak.. Lumayan buat nambah2 cap di paspor yang masih polos ini.. *sniffing*
Tapi memang waktunya nggak memungkinkan sih.. Saya ngetes pagi, selesai minimal jam 12. Sedangkan jadwal pesawatnya jam 16.15.. Check-in seenggaknya satu jam sebelumnya.. Jadi memang nanggung. Coba ya waktunya lebih lama.. Pengen beneran deh.. :(
Dan akhirnya, karena waktu yang nanggung itu pula, saya sama si bapak cuma belanja ke supermarket yang banyak banget coklat-coklat impornya.. Buset dah, saya jadi kalap liat coklat2 itu.. X3 Pengen beli semuaaaa~ Tapi masih sadar diri dan inget duit di kantong lagi menipis. Jadi belinya cuma beberapa, plus buat oleh-oleh juga.. Tapi ternyata, masih aja mahal.. huhuhu

Dan setelah saya berpegel-pegel ria berjalan dengan sepatu formal dan berhak di Supermarket, si bapak mengajak jalan-jalan keliling dengan mobil. Awalnya sih pengen ke daerah Nagoya, tapi diurungkan karena ujung2nya juga mall. Jadi lebih baik katanya puter-puter saja, liat jembatan Barelang (yang kata bapaknya juga muncul di salah satu iklan rokok). Sepanjang perjalanan, berasa kayak off-road lewat jalur Jogja-Wonosari.. Buset dah ni jalan, berliku naik-turun, dan sepi. Otomatis pak sopirnya ngebut, dan perut saya berhasil dibikin mual.. Halus sih jalannya, bagus.. Tapi plis deh, Pak.. Koper saya di belakang aja ampe bolak-balik.. Dan sesampainya di jembatan Barelang-nya, si sopir masih aja ngebut. Udah nggak turun, ngebut pulaaa.. Padahal pemandangannya bagus bangeeeeettt.. T_______T
Gagal deh saya ngambil poto. Mana habis lewat, langsung puter balik menuju ke bandara. Udah, gitu doang. Jadi mualnya sepanjang perjalanan itu cuma untuk menikmati perjalanan sekitar 2 menitan (dikali dua karena bolak-balik) melintasi jembatan dan habis itu udah. Oh, God.. 
Tapi saya masih seneng sih bisa liat pemandangan laut dan pulau-pulaunya.. Baguuuuuuuussss~ XDDD


I managed to catch a glimpse of an island.
Tapi cuma begini doaaaaaangg~ T____T

Setelah puyeng ber-off-road ria, akhirnya langsung ke Bandara karena waktunya juga udeh mepet buat jalan kemana-mana. The weird thing is, setelah turun dari mobil, si bapak malah langsung meninggalkan saya untuk masuk tanpa berbasa-basi lagi. No goodbyes, no thank yous. Beneran deh nggak asik banget sebenernya bapak yang satu ini. Mana saya langsung ditinggalin begitu. Setelah salaman dan mengucapkan terima kasih dengan pak supir, akhirnya saya nyusul ke dalem buat check-in. Dan ketemu lagi pun, senyumnya keliatan maksa banget. Ini sebenernya saya yang salah apa emang bapaknya begitu sih? -____-
Oia, saya udah bilang belum sih kalo Batam panas banget??!! >_< I mean, panas pake banget banget!! Saya nggak betah beneran lama-lama di luar. Bahkan mbuka balkon dari kamar hotel aja rasanya udah males karena hawanya panas banget. Belum lagi sinar mataharinya sangat menyengat. Fiuuhh~


Heavens for pedestrian.. :D
Siapa yang nggak mau coba berjalan dinaungi teduhnya atap dan pepohonan begini?

Dan akhirnya merana sendirian menuju gate yang tertulis di boarding pass. Dengan PD-nya saya masuk ruang tunggu. Nggak pengen bosen, akhirnya saya buka buku yang kemaren saya beli terus baca aja deh.. Tapi lama-lama saya merasa aneh.. Ini gate sepi amat yak? Udah gitu, pas saya liat di layar informasi pesawat yang boarding, kok nggak ada penerbangan saya.. Akhirnya saya menghampiri petugas yang jaga di antara gate A5 dan A6 tempat saya masuk tadi. Saya tanyalah akhirnya.. 
Dan ternyata sodara-sodara, saya salah masuk gate. Harusnya belok kanan, saya malah belok kiri. Harusnya ke A5, tapi saya malah ke A6.. Doh! *tepok jidat* Untungnya boarding masih agak lama.. Dan bener aja, nggak cuma agak lama. Lama bangeeett~ Pesawat saya delay hampir satu jam sendiri.. T.T
Turun dari pesawat, masih harus nungguin temen saya yang dari Medan buat pulang bareng karena jadwal landing pesawat yang berdekatan. Pas saya udah menuju area pesen taxi, temen saya masih mau ngambil bagasi. Jadilah saya ngambil antrian taxi dulu aja.. Sambil nglangut dan nahan ke toilet karena saya males bawa-bawa tas gedhe sama koper ke toilet dan nggak mungkin juga minta orang buat njagain. Setelah temen saya dateng, akhirnya ngobrol ngalor-ngidul tentang pengalaman masing-masing sambil nunggu giliran dapet taxi-nya. Dan di taxi pun kita masih heboh cerita sampe pak supir keliatan gimanaaa gitu. XD
Dan saya sukses nyampe kosan sekitar jam 8 malem.. Rencananya sih tepar. Tapi setelah beberes semua barang, buka oleh-oleh, dan nerusin baca buku bentar, akhirnya saya malah ngenet karena di bandara kemarinnya saya dibikin galau sama temen gara-gara band-Jepang-yang-hobi-bikin-galau itu malah mau ngeluarin lagu baru lagi buat sontrek film. Padahal hebohnya The Beginning aja belum reda. Ampun dah tu cowok empat.. Mana saya setengah mati penasaran sama lagunya yang ternyata ada di trailer film. Jadilah saya baru tidur jam 12 malem.. Dan minggunya saya langsung tepar padahal Senin besok saya harus tugas di luar kantor buat interview 6 orang.. Huaaaaaaaaa~


Chocolates.. X3

Anw, seenggaknya saya sudah pernah menjejakkan kaki ke Batam meskipun masih belum puas. Kata temen saya sih, besok pas ada proyek milih ke sana lagi aja. Tapi entahlah.. siapa tau saya pengen bertualang ke pulau yang lain?? Kalimantan sama Sulawesi masih belum terjamah tuh.. dududu.. :p

Dan dengan menyesal, foto2 yang diambil sangat sangat kurang karena saya di sana nggak kemana-mana dan nggak tau mau ngambil foto apa.. Yang penting experience-nya aja deh.. Nggak mungkin juga kan minta si bapak yang orangnya begitu buat motoin.. Tengsin aja pake setengah mati saya.. XD