Thursday, September 10, 2015

Because I love "fantasy" too much

Frekuensi saya menulis blog kayaknya sudah dalam tahapan kritis. Saya baru sadar tahun ini saya cuma berhasil nulis satu postingan. Duh.. 
Rasanya pengen sebenarnya menulis hal lain selain nyeritain buku. Namun apa daya, saya lagi lebih bersemangat nulis review buku daripada yang lain, so.. bear with me, please.. 

Baru saja saya menyelesaikan satu buku karangan David Levithan yang judulnya Every Day, dan saya langsung pengen membahas buku ini. I'm excited! Kenapa? Karena temanya yang nggak biasa.




First of all, saya harus bilang kalau saya beli buku ini dengan situasi yang sangat accidental rasanya. Waktu nge-mall, mampir ke toko buku favorit saya, dan saya niat banget sebenernya beli The Book Thief. Terlepas dari filmnya yang sudah saya tonton (dan saya suka banget), rasanya pengen aja beli bukunya dan baca. Karena buat saya, semenarik apapun filmnya, buku adalah sumber informasi yang lebih kaya. Eh, tapi.. pas saya udah mau bayar bukunya, tiba-tiba di depan saya nongol sampul buku Every Day dengan tagline-nya yang waow banget, 

"Every day a different body,
Every day a different life, 
Every day in love with the same girl."

Bayangan saya waktu itu, "buset.. kok ngenes banget hidupnya orang ini". Dan saya mencoba mencari-cari cerita yang mirip, dan ternyata saya belum menemukannya. Akhirnya setelah gamang selama beberapa saat, teman saya menyarankan supaya saya beli bukunya David Levithan ini. Sebelumnya, saya kurang familiar dengan karya-karyanya. Saya juga baru tahu kalau dia bikin buku bareng John Green yang judulnya "Will Grayson, Will Grayson". Tapi udah, itu aja. Dasarnya saya nggak mbaca John Green juga sih, jadi ya begitulah..

Anyway, pas baca halaman-halaman pertama, rasanya sudah menarik banget. Saya nggak bisa lepas dari itu buku. Ceritanya sendiri terkait seorang being (saya bilang being karena saya belum bisa menyimpulkan sebenarnya tokoh utamanya itu apa) bernama A yang dari lahir, hidupnya berpindah dari satu manusia ke manusia lain. Setiap hari dia akan terbangun di tubuh yang berbeda. Bisa dibilang kayak host mungkin. Ia juga hanya bisa hinggap sekali untuk satu tubuh. Jadi nggak mungkin dia jadi orang yang sama dua kali. Selain itu, si A ini cuma bisa masuk ke tubuh orang yang umurnya sama dengan dia. Di novel, diceritakan bahwa A berumur 16 tahun, jadi ya yang dihuni sama dia tubuh remaja berusia 16 tahun semua, baik cowok maupun cewek. Saat "menghuni" satu tubuh, dia bisa mengakses memori orang tersebut sehingga bisa berpura-pura menjadi orang yang ia huni tubuhnya. Sampai suatu ketika, si A ini jatuh cinta sama seorang cewek yang namanya Rhiannon saat dia "hinggap" di tubuh cowoknya si cewek yang namanya Justin. Dari situ, A yang dari awal bisa dikatakan hidupnya standar-standar aja, jadi berubah total. Setiap hari dia kepikiran sama Rhiannon. Dan setiap pagi setelah ia bangun, hal yang dia pikirkan adalah Rhiannon, serta jarak diantara mereka. Nah kan? Gimana  kira-kira hubungan cinta yang begini? Yang bahkan ceweknya pun nggak tau kalau cowok yang ternyata dia sukai dan damba-dambakan banget ini sebenarnya bukan pacarnya? Gimana pula dia bisa jatuh cinta sama cowok yang bahkan tidak punya tubuh?

Pace buku ini cepat, jadi bacanya juga nggak bosan. Dan jelas banget kita jadi menebak ending-nya bagaimana, terutama karena banyak sekali pertanyaan terkait A itu siapa, kok bisa begitu, dan gimana akhir hubungannya dengan Rhiannon, dst. 

Endingnya cukup menyentuh, meskipun saya nggak sampai nangis (tapi hampir, dan mengingat saya baca di kantor kayaknya wajar kalau emosi agak saya tahan biar saya nggak diketawain karena tiba-tiba nangis sendiri). Tapi ada beberapa hal yang masih tidak saya temukan dalam buku ini, termasuk pertanyaan di kepala saya kenapa kok dia pindah tubuhnya ke orang-orang yang tinggalnya deket-deket situ aja. Dan kalau satu orang tidak mungkin dia "hinggapi" sekali, dan dia hanya menghuni tubuh orang yang seumuran, apa nggak habis ya hostnya? Kan kalau umurnya dari kecil sama berarti dia hanya bisa hinggap di orang-orang itu saja. Ah sudahlah..
Kalau bisa mengesampingkan beberapa pertanyaan itu, buku ini pasti menarik kok. Meskipun memang misterinya malah jadi menggelitik. Jadi berharapnya, akan ada penjelasan terkait sejarahnya A dan cara kerja hidupnya dengan lebih detil, terutama karena di akhir buku juga ada surprise lagi terkait latar belakangnya A. Dan dia akhir pun belum ada konklusi pastinya A ini makhluk apa. Dia orang kah? Apa alien? *sighs*

Dan ternyata sudah terbit buku ke duanya yang berjudul Another Day. Dan buku ini diceritakan dari sudut pandang Rhiannon, terutama ketika dia tahu kalau "cowoknya" ternyata bukan cowoknya. Saya belum baca buku ke dua sih, tapi kayaknya seru juga. Saya sangat penasaran dengan endingnya, terutama karena POV-nya A tidak bisa meng-cover situasi saat itu. 

Mungkin setelah baca buku ke dua, saya bisa tambahkan review-nya di sini. Yang penasaran, silahkan dicari dan dibaca. Sudah jadi best-seller juga ternyata ini. Saya yang telat.. -__-"

No comments:

Post a Comment