Wednesday, March 14, 2012

Otak Saya Nggak Sampe Kebakaran, kok..






Analisis Jabatan. Dua kata yang pasti sangat terdengar familiar untuk mahasiswa psikologi, terutama mahasiswa psikologi yang fokusnya di PIO (Psikologi Industri dan Organisasi). Dan itulah yang saya lakukan beberapa minggu ini. Padahal saya dulu nggak fokus ke PIO.

Oke. Garis besarnya, nyemplung di konsultan adalah, mau nggak mau harus belajar PIO, terutama mengingat saya ini masuknya ke konsultan yang lebih fokus untuk rekrut dan asesmen karyawan perusahaan yang levelnya managerial ke atas. Mau nggak mau perilaku seorang manager yang notabene belum pernah saya jalani harus saya resapi sepenuh hati (seolah-olah jadi manager) demi mendapatkan gambaran bagaimana seorang manager yang baik itu. Dan di bulan pertama saya masuk waktu itu saya udah dapet "proyek" untuk membuat profil MBTI (saya aja pas itu belum pernah dites MBTI -____-), dengan sumber bacaan yang terbatas waktu itu, dan saya harus berkreasi dan menulis kata-kata yang bagus sampai profilnya lengkap dan bener. Even direvisi berkali-kali sama Pak Bos dan harus ngrombak lagi. Belum lagi habis itu saya disuruh presentasi dan studi kasus menggunakan beberapa profil kandidat dari klien. Meh!
Hasilnya, saya jadi lebih paham bagaimana karakteristik ideal seorang pemimpin (let say manager) yang baik. Apa yang diperlukan untuk jadi manager, bagaimana aspek pengambilan keputusan, banyak lah. Intinya, dari wejangan-wejangan Pak Bos yang sudah sangat berpengalaman masalah ini, saya yang sangat bau kencur bisa mudheng. 

Dan sekarang, salah satu tantangan yang harus saya hadapi adalah analisis jabatan.
Untuk yang satu ini, prosesnya memang membuat rambut saya seolah-olah pengen rontok semua. Dengan target hasil akhir berupa alat tes, kami harus nyari data dulu mengenai kegiatan-kegiatan si pemegang jabatan yang mau kita analisis ini. Sumber pencarian datanya pun macem-macem; responden yang sangat variatif, dengan hasil yang mungkin agak abstrak, dan yang jelas makan waktu lama. Proyek ini juga yang membuat saya kemarin mondar-mandir ke luar kota. Cari data!


Tantangan untuk melakukan analisis jabatan adalah, bagaimana kita menganalisis semua hal yang dikatakan oleh responden melalui interview (which is sangat-sangat banyak dan harus ditulis satu-satu), dan habis itu kita daftar, kita klasifikasikan, dan akhirnya kita analisis menjadi sebuah kalimat yang singkat-padat-jelas dan ngedhongin orang yang sama sekali nggak tahu, tapi tetap merangkum semua yang mereka maksud. I'm telling you, ngerjain itu rasanya kayak dibikin nangis berkali-kali sama Doraemon *nggak nyambung, saking mumetnya*.. :(
Intinya adalah, praktek di kehidupan nyata sangat jauh berbeda dengan apa yang pernah diajarkan di bangku kuliah. A lot more complicated, and a lot more stressful. Mungkin salah satu faktor yang ikut berkontribusi adalah tuntutan dari klien yang mau nggak mau harus siap dilaksanakan, padahal bisa jadi pola pikir kedua belah pihak ini beda dan maksudnya beda. Belum lagi masalah komunikasi di tengah-tengahnya. (curcol mode: on)

Selesai analisis jabatan dan bikin job description, kerjaan memang  belum selesai. Masih harus bikin model kompetensi dan alat ukurnya (I'm not doing that though). Setelah alat tesnya dibikin, akan ada try out dan analisis validitas dan reliabilitas (tuh kan berasa skripsi??). Baru deh kalau hasilnya valid dan reliabel, alat tes diserahkan ke klien yang bersangkutan. What a step!

Daaaaannn... Di tengah-tengah kegalauan bikin jobdesc, saya jadi geje (sebenernya sebelum ini pun udah banyak yang bilang saya geje). Tidak apa-apa lah, demi sesuap nasi.
Oh, by the way, sebelum masuk kerja pun saya dapat informasi bahwa di sini adalah tempat untuk belajar dan menimba ilmu (weissss). Jadi yaaaaa, kelelahan akibat otak yang terlalu panas sepertinya sudah biasa. Oh no, saya harus mulai biasa..

Oh, wow.. SEMANGAT!!! ^^/

No comments:

Post a Comment