Whoaaaaaaa~ Sudah berapa lama saya nggak nulis di blog? XO
Well, kerjaan yang sangat sangat hectic dan menyita waktu saya sampai ke weekend berhasil membuat saya overwhelmed.
Bahkan buat beres-beres kamar dan bersantai rasanya nggak ada. Belum lagi
proyek yang akhir bulan ini udah harus selesai dan siap kirim juga butuh
diperhatikan karena masih banyak yang belum dikerjakan. Oke. Time management saya lagi payah. Dan
jadilah, ini blog terbengkalai.. (-_-)
Tapiiiiiiiiii, saya mencoba
produktif baca. Dari bulan Januari, ada sekitar 6 buku yang saya selesaikan
meskipun mostly dalam bentuk soft-file. Nggak papa lah, yang penting
baca.
Dan kemarin saya selesai membaca satu buah buku yang menarik perhatian saya dan baru rilis juga di bulan Februari lalu. Judulnya “DUALED”. Okay, first of all, saya tau informasi mengenai buku ini sekitar akhir tahun lalu dari fandom salah satu band favorit saya. Kenapa? Karena ternyata, pengarang buku ini juga fans-nya si band itu, dan dia sangat aktif di tumblr, fangirling-an (di sela-sela nulis buku sepertinya), dan pada akhirnya malah jadi satu kontributor informasi utama di fandom yang saya bilang semakin menggila akhir-akhir ini.
Dan kemarin saya selesai membaca satu buah buku yang menarik perhatian saya dan baru rilis juga di bulan Februari lalu. Judulnya “DUALED”. Okay, first of all, saya tau informasi mengenai buku ini sekitar akhir tahun lalu dari fandom salah satu band favorit saya. Kenapa? Karena ternyata, pengarang buku ini juga fans-nya si band itu, dan dia sangat aktif di tumblr, fangirling-an (di sela-sela nulis buku sepertinya), dan pada akhirnya malah jadi satu kontributor informasi utama di fandom yang saya bilang semakin menggila akhir-akhir ini.
See? Daya tariknya selain karena ringkasan ceritanya yang menurut
saya menarik adalah karena yang bikin adalah “teman” fangirlingan.. :D Semangat
dong ya??
Oh iya, buku ini akan ada
sekuelnya, DIVIDED, yang rencananya akan dirilis bulan Februari tahun depan.
Jadi, DUALED ini konsep ceritanya
adalah ketika seseorang memiliki Alt
(kembaran) dan di satu titik ia harus bertarung dengan Alt-nya tersebut untuk melihat siapa yang bisa survive. Setting ceritanya
di Kersh,
sebuah tempat di mana semua orang dilahirkan dengan Alt masing-masing atas dasar rekayasa genetika sang Board (pemerintah) yang dari awal menginginkan
penduduk mereka adalah orang-orang terpilih yang bisa bertarung dan pantas
untuk hidup. Jadi, keluarga yang ingin memiliki anak harus datang ke Board dulu, baru nanti calon orang
tersebut dan satu pasang calon orang tua lainnya akan “mendapatkan” anak yang
serupa (Alts), semacam hasil
kloningan gitu lah, yang menggabungkan keempat DNA calon orang tuanya. Nah, ketika
mereka sudah besar (rentang umur 10-20 tahun), akan ada masanya mereka menjadi active, status dimana mereka diberikan
waktu 31 hari untuk saling bertarung dan bertahan hidup. Apabila mereka
berhasil membunuh Alt mereka, maka
statusnya dari active akan menjadi complete (which is sudah menjadi
pembuktian bahwa dia yang terhebat diantara dia dan Alt-nya sendiri). Nah, kalau dalam waktu 31 hari itu mereka nggak
bunuh-bunuhan juga, maka self-detonate
yang sudah diprogramkan ke mereka akan meledak dan dua-duanya mati. Jadi, mau
nggak mau, semua orang dengan status active
akan melakukan segala cara untuk bisa jadi complete
(kalau dia mau survive).
Di DUALED ini, tokoh utamanya
adalah West Grayer, cewek berusia 15
tahun yang hampir sebatang kara karena mayoritas keluarganya sudah meninggal
semua. Yang tersisa cuma dia, salah satu kakaknya (Luc), dan sahabat kakaknya (Chord)
yang juga love interest-nya West di
buku ini. Dengan hanya kakaknya yang tersisa, si West ini pada akhirnya juga malah harus ditinggal mati sama Luc yang sempat mencoba membantu Chord membunuh Alt-nya. Sebatang kara lah si West.
Nah, di buku ini sempat diceritakan secara singkat tahapan dan kelas-kelas training yang akan mereka dapatkan untuk
mempersiapkan mereka dalam bertarung melawan Alt masing-masing. Hanya saja, si West belum bisa masuk kelas weaponry,
kelas yang paling helpful untuk
persiapan katanya, karena dia memang belum cukup umur. Sedangkan yang ngajarin
dia survive selama ini adalah kakak-kakaknya.
Dan pada akhirnya, ia bertemu dengan salah satu guru weaponry terhebat yang sempat mengajar kakak-kakaknya (Baer) yang akhirnya memotivasi West untuk bangkit. Dan atas rekomendasi
dari Baer juga, West malah berniat untuk menjadi striker (seseorang yang dibayar oleh orang lain untuk membunuh Alt mereka) demi mendapatkan pengalaman bertarung dan
membunuh supaya nanti waktu statusnya jadi active
dia bisa melawan Alt-nya dan survive.
Dari sinilah serunya dimulai. Terutama ketika baru beberapa kali mendapatkan strike, si West sudah beralih status menjadi active dan harus memburu Alt-nya
sendiri.
Basically, bukunya seru. Dari awal sampai akhir, pace yang dihadirkan cepat dan nggak
mbosenin. Bahkan saya cukup terpacu untuk terus membaca sampai selesai. Hanya
saja, ada beberapa kelemahan yang masih saya temukan (menurut saya lho ya..).
Di buku ini, deskripsi tentang
situasi Kersh masih belum bisa saya
tangkap dengan mudah. Entah karena saya bacanya terburu-buru atau memang
informasi tersebut masih kurang. Dan lagi, istilah-istilah yang digunakan (dan
cukup banyak), lumayan harus dihafalkan karena semakin ke belakang akan ada
banyak singkatan. Kalau nggak hafal, jatohnya pasti bingung. Kayak misalnya AK
(Assistant Killing), orang yang
membantu membunuh Alt orang lain, dan
masih ada beberapa lagi yang saya nggak hafal kepanjangannya apa.
Terus, dalam hal cerita sendiri, penggambaran romansa si Chord sama West masih agak kurang greget kalau saya bilang. Saya belum bisa mendapatkan alur dan emosi
yang smooth pas baca ini. I mean, ada beberapa cerita yang
penggambaran kisah cintanya pas banget sehingga semakin dibaca emosi kita
semakin berkembang. Nah, di buku ini, sayangnya, saya merasa kisah cinta mereka masih terlalu “ujug-ujug”. Meskipun di awal terlihat bahwa West ada rasa sama Chord,
dan sebaliknya, emosi mereka masih belum terasa dan tiba-tiba di bagian
menjelang akhir rasa cinta mereka malah digambarkan dengan lebih tajam. Jadi
grafiknya terlalu menanjak, masih kurang smooth.
Dan yang terakhir, endingnya. Saya nggak akan ngasih tau endingnya karena saya males kasih spoiler. Cuma jelas ya akhirnya si West-nya bertahan. Kalau enggak, nggak mungkin ada buku ke dua, apalagi sudut pandang bukunya dari si West-nya. Yang pasti, yang bikin penasaran adalah, gimana caranya si West ini mengalahkan Alt-nya. Nah, ending di buku ini masih kurang shocking kalau menurut saya. Ada beberapa buku yang ketika masuk ending, saya bakalan langsung melotot dan senewen sendiri karena pemotongannya justru di bagian yang paling seru, dan akhirnya bikin nggak sabar untuk baca buku ke duanya. Nah, di buku ini, saya kurang mendapatkan emosi seperti itu. Bahkan bisa dibilang, sebenarnya kalau buku ini mau dibikin satu ini aja juga udah bisa. Jadi kurang ada keinginan yang menggebu-gebu untuk baca buku ke dua. Tapi, sisi positifnya, kita jadi blank sama sekali buku keduanya bakal nyeritain tentang apa. Jadi, saya sih nunggu-nunggu juga.. :D
Dan yang terakhir, endingnya. Saya nggak akan ngasih tau endingnya karena saya males kasih spoiler. Cuma jelas ya akhirnya si West-nya bertahan. Kalau enggak, nggak mungkin ada buku ke dua, apalagi sudut pandang bukunya dari si West-nya. Yang pasti, yang bikin penasaran adalah, gimana caranya si West ini mengalahkan Alt-nya. Nah, ending di buku ini masih kurang shocking kalau menurut saya. Ada beberapa buku yang ketika masuk ending, saya bakalan langsung melotot dan senewen sendiri karena pemotongannya justru di bagian yang paling seru, dan akhirnya bikin nggak sabar untuk baca buku ke duanya. Nah, di buku ini, saya kurang mendapatkan emosi seperti itu. Bahkan bisa dibilang, sebenarnya kalau buku ini mau dibikin satu ini aja juga udah bisa. Jadi kurang ada keinginan yang menggebu-gebu untuk baca buku ke dua. Tapi, sisi positifnya, kita jadi blank sama sekali buku keduanya bakal nyeritain tentang apa. Jadi, saya sih nunggu-nunggu juga.. :D
Overall, saya merasa buku ini worth it dibaca. Apalagi untuk hiburan di kala bosan dan penat.
Beberapa orang sempat memprotes kalau buku ini terlalu sadis untuk ukuran buku
YA. Apalagi kan banyak adegan bunuh-bunuhan (mengingat West itu striker dan juga
sedang memburu Alt-nya). Tapi kalau
buat saya (yang cukup biasa dengan film-film thriller dan slasher),
ceritanya nggak sadis juga.. :p
Mungkin setelah membaca buku ini,
ada pertanyaan yang muncul dan sedikit mengganjal di pikiran (saking
penasarannya). Well, bisa contact author-nya di sini kalau mau:
Dan sepertinya orangnya sangat welcome sekali diajak diskusi.
Ngomong-ngomong, saya jadi pengen minta tanda tangannya plus dikirimin satu koleksi majalah OOR yang dia punya.. :p #eh <- salah fokus
Ngomong-ngomong, saya jadi pengen minta tanda tangannya plus dikirimin satu koleksi majalah OOR yang dia punya.. :p #eh <- salah fokus
No comments:
Post a Comment